Saturday, November 14, 2009

Mikhail Kalashnikov (1919-Sekarang) Perancang AK-47, Senapan Terpopuler di Dunia

Saat itu aku sedang dirawat di rumah sakit ketika seorang tentara yang terbaring di ranjang sebelah bertanya padaku, Mengapa tentara kita hanya punya satu senapan untuk dua atau tiga orang sementara tentara Jerman punya senapan otomatis? Kemudian tercetuslah ide untuk merancang sebuah senapan. Aku seorang tentara dan aku menciptakan senapan mesin untuk tentara. Senapan ini disebut Avtomat Kalshnikova, senapan otomatis dari Kalashnikov -AK-dan dicantumkan tahun saat senapan ini dibuat yaitu 1947."

Itulah kenangan Mikhail Kalashnikov ketika pertama kali tercetus ide untuk merancang sebuah senapan yang kemudian menjadi senapan paling populer di dunia, AK-47.

Mikhail Kalashnikov lahir 10 November 1919 di desa Kurya, Uni Soviet dari keluarga petani miskin. Di usia 19 tahun, Kalashnikov ikut wajib militer dan bergabung dengan Resimen Tank ke-24, Divisi Tank ke-12 di mana ia menamatkan sekolah mekanik tank dan menjadi montir-pengemudi tank dan mencapai pangkat sersan senior (komandan tank) .

Pada Oktober 1941, dalam peperangan sengit di Bryansk, Kalashnikov terluka parah dan harus dirawat di rumah sakit. Ketika di rumah sakit inilah ia memiliki ide untuk merancang sebuah senapan submesin. Kemampuan Kalashnikov sebagai perancang mengundang perhatian. Ia sempat bekerja di Moscow Aviation Institute. Mulai tahun 1942, Kalashnikov bekerja di Central Research Small Arms Range of the Main Ordnance Directorate of the Red Army.

Selama beberapa tahun Kalashnikov terus bekerja mewujudkan rancangannya dengan memperbaiki dan mengkombinasikan berbagai elemen senjata otomatis dan senapan serbu yang telah ada pada saat itu sampai kemudian di tahun 1947 lahirlah senapan AK-47 (singkatan dari Avtomat Kalashnikova model 1947).

Pada tahun 1949, AK-47 menjadi senapan standar tentara Merah Soviet. Selama Perang Dingin, AK-47 (dan generasi Kalashnikov berikutnya, AKM) digunakan oleh tentara komunis di seluruh dunia. Soviet juga menyalurkan senjata ini ke kelompok-kelompok militan dan gerilyawan sayap kiri yang mendukung kepentingan Soviet.

Setelah Perang Dunia II, Kalashnikov terus merancang berbagai model senjata seperti varian AK-47 yang dikenal dengan RPK (Ruchnoi Pulemyot Kalashnikova atau senapan mesin ringan Kalashnikov) dan PK (Pulemyot Kalashnikova atau senapan mesin Kalashnikov).

Jasa Kalashnikov dihargai tinggi oleh negaranya. Ia dianugerahi Stalin Price First Class (1949), Hero of Socialist Labor (1958 dan 1976), Lenin Prize (1964), Order of Saint Andrew the Protoclete (1998), dan berbagai penghargaan lainnya. Ia juga menjadi warga kehormatan Kurya (kampung halamannya) dan kota Izhevsk (Kalashnikov tinggal di kota ini sejak 1949). Kalashnikov meraih pangkat kolonel di tahun 1969 dan diangkat jadi mayor jenderal pada ulang tahunnya yang ke-75. Di tahun 1971, ia meraih gelar doctor of engineering science.

Sampai kini AK-47 menjadi senjata paling populer di dunia. Diperkirakan sekitar 100 juta AK-47 beredar di seluruh dunia. Namun, Kalashnikov mengaku tidak mendapat penghasilan uang dari hal ini, penghasilannya hanya berasal dari uang pensiun.

Kalashnikov telah menciptakan senjata dengan desain yang sederhana, mudah diproduksi secara massal, mudah digunakan bahkan oleh tentara yang kurang terlatih tanpa kehilangan kemampuannya untuk mematikan. Sifat-sifat ini membuat AK-47 menjadi senjata yang efektif dan andal bagi paramiliter dan dalam peperangan kota.

AK-47 menjadi simbol revolusi dan bahkan beberapa negara mencantumkan gambar AK-47 sebagai bagian dari lambang negara. Nama Kalashnikov juga digunakan untuk berbagai barang seperti payung, pisau dan vodka.

Kalashnikov sering ditanya apakah ia merasa bersalah hasil ciptaannya digunakan dalam berbagai konflik berdarah. Namun ia berkilah dengan berkata,"Tujuan saya menciptakan senjata adalah untuk membela tanah air saya. Bukan salah saya jika Kalashnikov menjadi terkenal di dunia dan digunakan di daerah konflik. Yang harus disalahkan adalah kebijakan negara-negara tersebut bukan perancang senjatanya". Ia juga berkata bahwa ia tidak tahu bagaimana senjata ciptaannya bisa ada di tangan para teroris dan bandit. Ia bangga dengan hasil karyanya meski ia mengaku akan lebih senang seandainya bisa membuat mesin yang dapat membantu petani, misalnya mesin pemotong rumput.

No comments:

Post a Comment