TIDAK semua orang tahu apa dan di mana yang namanya silk road atau jalan sutra. Menurut para ahli sejarah, jalan yang merentang dari Barat hingga ke Timur sepanjang 7.000 km tersebut menghubungkan daratan Benua Eropa hingga daratan Asia Timur atau Cina. Jalan ini pernah sibuk dan ramai digunakan para kafilah sejak abad ke-2 SM ( sebelum Masehi ) untuk perdagangan maupun militer. Tidak tercatat dalam sejarah siapa yang pertama kali merintis jalur jalan ini. Akan tetapi, ketika jalur itu sedang ramai-ramainya, Jazirah Eropa sedang di bawah pemerintahan kaisar dari Romawi Timur Julius Caesar dan di wilayah Asia Timur, Cina sedang diperintah oleh kekaisaran Dinasti Tang. Sementara di bagian tengah, wilayahnya dikuasai imperium kekaisaran Tsar Rusia.
Lewat jalur silk road, akulturasi kebudayaan wilayah Barat dan Timur berjalan dengan cepat. Jalan darat antarbenua ini terletak di Asia Tengah, meretas pegunungan berbatu dan bersalju, melintasi padang pasir yang gersang dan panas, serta jurang dan ngarai yang dalam. Namun, karena tuntutan kebutuhan hidup, jalan sesulit apapun para kafilah rela menjelajahinya untuk berdagang. Kala itu, jalur laut belum ditemukan sehingga peranan silk road sangat vital untuk kehidupan masyarakat di Asia Tengah.
Menurut catatan para ahli geografis, panjang jalan silk road lebih dari tujuh kali panjang Pulau Jawa. Dengan menggunakan unta dan kuda tunggang, mereka menjelajahi dataran gersang dan berdebu tersebut untuk berdagang. Dua ternak itu memang tahan udara panas, kering, dan mampu berjalan jauh hingga berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Mereka menelusuri jalan berbatu dan padang pasir yang gersang membawa barang-barang dari daratan Cina yang dipenuhi oleh keramik dan kain sutra.
Kain halus yang terbuat dari serat ulat dari Cina, di pusat keramaian sekitar oasis (sumber air di padang pasir) sangat laris terjual. Lewat tangan para kafilah itulah, kain sutra jadi terkenal di negara-negara sepanjang jalan jalur sutra hingga ke daratan Eropa. Oleh karena itulah, jalan darat antarbenua yang jadi urat nadi jalan utama pertama di dunia ini dikenal dengan sebutan silk road.
Beberapa kota dan negara yang awalnya hanya sebuah pemukiman oase, di antaranya Kota Kasgar, Bukhara, Tajikistan, Turmekistan, Balukhistan, Hami, Turfan, Urumqi, dan banyak lagi. Keramaian jalur jalan ini terus berkembang hingga abad pertengahan. Baru setelah ditemukan jalur laut dan udara, pesawat terbang dan kapal laut mengambil alih peranan jalan darat. Otomatis, pengguna silk road turun drastis serta akhirnya ditinggalkan para petualang gurun dan kini tinggal kenangan.
Jalur jalan itu kini jadi sepi tetapi tidak mati sama sekali. Masih ada kendaraan yang wara wiri di jalan ini, biasanya hanya untuk hubungan antarkota yang biasa ditempuh satu atau dua jam perjalanan. Namun, di luar dari kendaraan angkutan barang, mereka yang menggunakan jasa transportasi itu lebih banyak didominasi para turis mancanegara menggantikan para kafilah.
Pemerintah Cina menjadikan penelusuran jalur silk road ini sebagai salah satu menu utama paket wisata yang banyak diminati turis mancanegara. Sedangkan alat transportasinya menggunakan kereta api dengan fasilitas lengkap.
Sepanjang perjalanan, para turis sambil mengenang masa lalu disuguhi pemandangan indah berupa pegunungan berbatu, padang pasir dan ngarai yang curam, serta salju abadi di jajaran pegunungan Thiansan dan gurun pasir Taklamakan yang pasirnya bisa bersiul nyaring. Selain itu, para turis juga bisa menyaksikan danau-danau yang indah serta puing-puing kota tua yang sudah tidak berpenghuni. Kota-kota itu merupakan saksi bisu sejarah ratusan tahun silam yang kini tinggal kenangan. Penggunaan alat transportasi kereta api dari Changan ke kota Wuwei, diperhitugkan menghabiskan waktu 19 jam. Suatu perjalanan yang menarik namun cukup melelahkan.
Dalam catatan perjalanan sejarah silk road, ada beberapa peristiwa penting yang dicatat dalam sejarah dunia. Pertama,untuk pertama kali kain sutra dikenal dunia luar. Masuk ke daratan Asia Tengah dan Eropa pada abad ke II sebelum Masehi. Kedua, penyebaran agama Islam dari Jazirah Arab ke daratan Asia dan Eropa pada abad ke-7. Ketiga, penyerangan tentara Gengis Khan ke Barat dengan membantai ratusan jiwa penduduk tak berdosa. Dan keempat, perjalanan spektakuler Marcopolo dan Nicolo ke Cina pada abad ke-12, menguak kehidupan istana dan budayanya serta menjadi penasihat ahli Kaisar Kianlong Dinasti Ching selama lebih dari lima tahun.
Pertama, sejak penemuan pertama serat sutra oleh permaisuri Kaisar Huang Ti, industri persutraan tertutup hanya terbatas di kalangan istana saja. Namun oleh kaisar penerusnya, rahasia sutra ini bocor keluar istana dan dijadikan komoditi usaha primadona terkenal dari negeri Tirai Bambu. Para saudagar dari luar membawa produk jadi dari bahan serat sutra tersebut ke India, Roma, Bagdad, dan beberapa negara yang dilewati para kafilah. Dampaknya, sekarang di luar Cina berkembang industri sutra di Italia, Prancis, Yunani, India, Pakistan, dll., saat ini berkembang negara-negara penghasil kain sutra di mancanegara.
Kedua, saat Nabi Muhammad saw. masih ada, penyebaran Islam sudah dimulai lewat para sahabatnya. Salah satu sahabat Nabi yaitu Saad bin Abiwaqosh, R.A. membawa surat Nabi Muhammad ke kaisar Dinasti Tang dan diterima dengan baik. Sebagai sambutannya, sahabat itu diberikan tempat khusus untuk mukimnya hingga meninggal di Beijing. Namun, kaisar sendiri tidak memeluk Islam tetapi memberi keleluasaan kepada rakyatnya untuk memilih.
Ketiga, peristiwa penyerangan tentara Gengis Khan ke Barat. Peristiwa ini merupakan sejarah kelam berdarah yang dicatat sejarah dunia. Ratusan ribu orang telah dibantai oleh kekejamannya dan jutaan manuskrip penting dibakar habis untuk menunjukkan kekuasaannya.Gerak tentara Gengis Khan ini sempat menduduki negara-negara yang dilewatinya dan menempatkan kerabatnya jadi raja di negara jajahannya. Keturunan Gengis khan ini masih terlihat jelas dari catatan marga "Khan" di India dan Pakistan. Peristiwa yang paling kejam terjadi di Bagdad, di mana kepala-kepala korban pembantaiannya dijadikan pagar rumah.
Keempat, Marcopolo dan Nicolo menjadi tamu Kaisar Kian long dan diangkat menjadi penasihat kaisar. Saat itulah Marco memperkenalkan budaya, bahasa, dan kebiasaan Barat ke daratan Cina, serta mengajarkan beberapa hal penting di kalangan istana. Dalam satu kesempatan, ia pun pernah ditunjuk kaisar jadi panglima perang ketika mengahadapi serangan tentara Manchuria dan menang. Karena merasa rindu ke tanah kelahirannya, ia meminta izin pada kaisar untuk "pulang kampung". Dari buku catatan perjalanannya yang terkenal itu, ia mengisahkan kebiasaan dan budaya kalangan istana yang selama ini tidak diketahui oleh masyarakat luas